Kamis, 18 November 2021

Apa Yang Terjadi Pada Anak Usia 17 Tahun ?


Sweet Seventeen merupakan momen yang sangat penting dan sakral bagi para remaja. Mengapa demikian ? Karena Sweet Seventeen dianggap sebagai penanda dari akhir masa remaja menuju masa dewasa. Kendati demikian apakah pada usia 17 remaja sudah benar-benar dewasa ? Tentu saja tidak ! Karena pada usia ini remaja baik laki-laki maupun perempuan masih dalam masa pertumbuhan. Tentunya pada masa pertumbuhan ini banyak  terjadi perubahan - perubahan baik pada fisik maupun psikis yang dapat mempengaruhi perilaku remaja.

 

            Fase remaja adalah fase peralihan dari fase anak-anak menuju masa dewasa. Perubahan fisik yang dapat dilihat adalah perubahan pada karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang untuk anak perempuan sedangkan anak laki-laki tumbuhnya kumis, jenggot serta perubahan suara yang semakin dalam. Perubahan mental pun mengalami perkembangan. Selain itu juga ada perubahan primer pada remaja perempuan dan laki - laki.

 

Pada laki-laki, ciri primer saat masa pubertasnya adalah mimpi basah. Bisa dikatakan ini adalah ciri utama laki-laki. Hal tersebut terjadi untuk menunjukkan pematangan sel kelamin atau sperma pada laki-laki. Mengalami mimpi basah. Peristiwa mimpi basah adalah peristiwa ejakulasi atau keluarnya air mani saat tidur. Tanda dan ciri-ciri perubahan primer ini terjadi saat testis serta salurannya (uretra) terisi penuh sperma. Mimpi basah biasa dialami semua anak laki-laki menjelang dewasa. Kondisi ini menunjukkan seorang laki-laki siap melakukan proses reproduksi. Dia sudah mampu membuahi sel telur yang sudah matang hingga terjadi kehamilan.

 

Perubahan primer pada perempuan ditandai dengan terjadinya menstruasi yang menandakan ovarium telah mampu menghasilkan sel telur. Proses menstruasi terjadi saat sel telur yang dihasilkan ovarium sudah matang dan memasuki rahim. Jika sel telur tidak dibuahi oleh sperma, dalam beberapa hari sel telur akan mati. Sel telur yang mati tersebut akan luruh bersama penebalan yang terjadi pada dinding rahim dan dikeluarkan melalui vagina. Jika dibuahi oleh sel sperma, sel telur akan berkembang dan tumbuh menjadi janin.

 

Selain perubahan fisik, perubahan psikis juga terjadi pada remaja laki - laki dan perempuan.  Perubahan mental pun mengalami perkembangan. Pada fase ini pencapaian identitas diri sangat menonjol, pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis. Periode ini disebut fase pubertas (puberty) yaitu suatu periode dimana kematangan kerangka atau fisik tubuh seperti proporsi tubuh, berat dan tinggi badan mengalami perubahan serta kematangan fungsi seksual yang terjadi secara pesat terutama pada awal masa remaja. Kebutuhan lain dari remaja adalah teman sebaya, dimana teman sebaya adalah sangat penting bagi remaja untuk mengenal dunia diluar keluarga. Namun dalam interaksinya, remaja sering mengalami tekanan untuk mengikuti teman sebaya atau yang disebut konformitas (conformity) yang sangat kuat. Konformitas ada yang positif dan negatif. Konformitas muncul ketika individu meniru sikap, atau tingkah laku orang lain dikarenakan ada tekanan nyata maupun yang tidak nyata. Perilaku remaja yang menyimpang seperti berbuat onar, mencuri dan lain lain perlu mendapat perhatian khusus bagi orangtua, guru dan pemerhati pendidikan. Pertentangan dan pemberontakan adalah bagian alamiah dari kebutuhan para remaja untuk menjadi dewasa yang mandiri dan peka secara emosional.

 

            Tentunya dengan banyak perubahan yang terjadi remaja laki-laki maupun perempuan perlu menjaga alat reproduksi dengan cara-cara berikut ini. Rajin membersihkan alat kelamin dengan handuk yang bersih, kering, lembut, tidak berbau atau lembab. Mengganti pakaian dalam paling sedikit 2 kali sehari. Menggunakan celana dalam dengan bahan yang mudah menyerap keringat.  Bagi perempuan, setelah buang air kecil, perlu membersihkan alat kelaminnya dari arah depan ke belakang supaya kuman dari anus tidak berpindah ke vagina. Bagi laki-laki, perlu untuk dikhitan atau disunat untuk mencegah penularan penyakit menular seksual dan untuk menurunkan risiko kanker penis. Tidak melakukan aktivitas seksual yang resikonya tinggi. Selalu jaga berat badan. Mengonsumsi makanan bergizi. Tidak merokok maupun konsumsi alkohol. Lakukan istirahat yang cukup.

 

Dari pemaparan biologis sebelumnya kita dapat mengetahui banyaknya perubahan fisik, maupun psikis pada remaja usia 17 tahun. Perubahan - perubahan tersebut tentunya berdampak pada perilaku mereka. Ada remaja yang bisa mengendalikan dirinya, ada juga remaja yang belum bisa mengendalikan dirinya dengan baik. Karena itulah munculah perilaku remaja yang terkadang menyimpang. Salah satu contohnya adalah perilaku pergaulan bebas berupa praktek sex bebas

 

            Mulai melakukan hubungan intim sejak usia dini tidak disarankan dari sisi kesehatan. Sebab, perilaku ini dinilai dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan kesehatan berbahaya, seperti penyakit menular seksual hingga kanker serviks. Pada saat terjadi hubungan sex pada remaja, terjadi juga pembuahan/fertilisasi. Pada proses ini terjadi pertemuan antara sel telur dan sel sperma. Saat dilakukan senggama, pria dapat mengeluarkan ratusan juta sperma. Sperma tersebut tidak dapat langsung membuahi sel telur. Setelah terjadi pembuahan, kehamilan dapat terjadi. Tentunya kehamilan tersebut tidak diinginkan karena yang dilakukan adalah sex bebas. Proses pembuahan dan kehamilan tersebut seharusnya terjadi ketika sistem reproduksi sudah matang sehingga apabila terjadi pada usia remaja akan menimbulkan berbagai macam risiko. Penyebab lainnya adalah kondisi hormonal yang belum stabil dan psikologis yang masih labil. Rahim baru siap melaksanakan fungsinya di atas usia 20 tahun.  Pada umumnya remaja yang hamil kurang begitu memperhatikan keseimbangan pola nutrisi dengan gizi seimbang dengan perawatan kehamilan yang condong terlambat bila dibandingkan dengan orang dewasa, sehingga hal ini dapat menyebabkan terjadinya anemia. Anemia pada kehamilan ini disebabkan karena adanya peningkatan kebutuhan zat – zat makanan, adanya perubahan dalam darah dan sum - sum tulang yang terjadi karena darah yang bertambah banyak dalam kehamilan, akan tetapi bertambahnya sel sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah pada saat kehamilan (hemodilusi). Kebutuhan zat besi ibu selama hamil adalah 800mg yang penggunaannya yaitu 300mg untuk bayi dan placenta dan 500mg untuk pertambahan eritrosit ibu. Bertambahnya darah dalam kehamilan dimulai sejak usia kandungan 10 minggu dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu dan 36 minnggu (Wiknjosastro H, 2000) dalam buku Saifudin, Abdul Bari tahun 2009 yang berjudul Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan neonatal. Anemi dalam kehamilan yang tidak tertangani dengan baik akan dapat mengakibatkan terjadinya persalinan lama, dimana persalinan dapat berlangsung lebih dari 18 jam karena kontraksi rahim yang kurang adekuat membuat ibu menjadi kelelahan dan kehabisan tenaga sehingga sering kali persalinan harus diakhiri dengan tindakan vacum ekstrasi bahkan dengan tindakan operasi Caesar. Anemi juga dapat menimbulkan terjadinya perdarahan pasca melahirkan yang disebabkan karena otot – otot rahim yang tidak dapat berkontrasi dengan baik (Antonia Uteri) yang merupakan penyebab terbesar kedua terjadinya angka kematian ibu di wilayah Negara Indonesia. Berikut dampak dari hubungan sex saat masih remaja :

-        berisiko mengalami penyakit menular seksual, Contoh dari penyakit menular seksual adalah chlamydia, herpes kelamin, sifilis alias raja singa, gonnorhea, hingga HIV.

-        Risiko kanker serviks atau kanker leher rahim jadi meningkat

-        Berisiko lebih tinggi hamil di luar keinginan

-        Remaja yang hamil berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi

Untuk mencegah penyakit-penyakit di atas, pemuda-pemudi harus mengetahui bagaimana cara mengatasi perilaku pergaulan sex bebas dengan cara belajar melalui beberapa cara, salah satunya seperti mengikuti seminar yang dapat dilihat pada InvitationLetter

Kita sebagai sebagai generasi penerus bangsa, di usia 17 tahun harus memanfaatkan masa remaja kita dengan baik. Dengan cara belajar dengan segala kesempatan, peluang, dan akses yang kita dapatkan, kita harus bisa memanfaatkannya untuk mengambil peran dalam memajukan bangsa dan negara. Kita harus memiliki sikap dan perilaku yang baik agar dapat menjadi contoh untuk adik-adik kita nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Give Your Feedback

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *